Penggunaan Teknologi Garis Gawang Dalam Sepakbola
Teknologi garis gawang goal line technology |
Teknologi Garis Gawang Dalam Sepakbola lebih populer disebut dengan GLT (goal-line technology) merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati
garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang
sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi
atau tidak. GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim
garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan
pertandingan.
Saat ini, FIFA tengah menguji penggunaan teknologi garis gawang di Piala
Dunia Antarklub 2012. Ada dua sistem yang digunakan pada turnamen
tersebut, yakni sistem GoalRef berbasis magnetis dan sistem kamera
Hawk-Eye. Teknologi Garis Gawang mendapat beberapa komentar dari berbagai kalangan. Salah satu pemain yang mendukung teknologi ini adalah Frank Lampard. Menurutnya ini akan menjadi penilaian yang sederhana dan cepat, dan tidak akan menyita banyak waktu dari permainan. Sedangkan Presiden FIFA sendiri agak keberatan dengan teknologi ini karena diperlukan 50 juta euro atau sekitar 625 Milyar untuk memperkenalkan teknologi garis gawang di
kompetisi-kompetisi internasional dan klub UEFA selama lima tahun ke
depan.
Pro dan Kontra seputar Teknologi Garis Gawang
Bagi yang mendukung teknologi ini, mungkin karena yang bersangkutan pernah merasa dirugikan baik langsung maupun tidak langsung karena keputusan yang kontroversial, sedangkan yang menentang mungkin lebih dikarenakan biaya untuk mewujudkannya terlalu tinggi dan mungkin saja dunia sepak bola akan kehilangan sisi kemanusiaan dan keseruannya.
Beberapa "Goal Hantu" terkait teknologi garis gawang dalam sepakbola
1. Frank Lampard ( Inggris vs Jerman 2010 )
Ini barangkali salah satu yang paling diingat dan menyita perhatian publik sepakbola
dunia, bayangkan saja apabila gol Lampard ini disahkan bisa jadi
hasil pertandingan waktu itu akan menguntungkan Inggris karena mental
lawan yg biasanya terjatuh apabila mampu unggul 2 atau 3 gol lalu
kemudian mampu disamakan apalagi kemasukan 2 gol dalam waktu kurang dari
1 menit bisa jadi sebuah pertanda “comeback” yang cukup fenomenal. Namun
wasit berkata lain, gol tersebut tidak diakui dan
Inggris kalah 1-4.
2. Sulley Muntari ( Milan vs Juve 2012 )
“Gol” Muntari (yang ternyata dianulir) bisa mempengaruhi hasil scudetto”, menurut pendapat Robinho kepada media sesaat setelah pertandingan AC Milan vs Juventus yang berkesudahan 1-1. Saat itu AC Milan adalah pimpinan klasemen sementara dengan poin 50 disusul oleh Juventus diposisi kedua yang hanya kalah selisih satu poin saja. Pada laga yang berlangsung di San Siro tersebut Milan bisa saja unggul atas Juventus, namun gol yang bisa menjadi penentu kemenangan tersebut tidak diakui oleh wasit yang menganggap bahwa bola masih berada diluar garis gawang ketika berhasil diselamatkan oleh Buffon.
“Gol” Muntari (yang ternyata dianulir) bisa mempengaruhi hasil scudetto”, menurut pendapat Robinho kepada media sesaat setelah pertandingan AC Milan vs Juventus yang berkesudahan 1-1. Saat itu AC Milan adalah pimpinan klasemen sementara dengan poin 50 disusul oleh Juventus diposisi kedua yang hanya kalah selisih satu poin saja. Pada laga yang berlangsung di San Siro tersebut Milan bisa saja unggul atas Juventus, namun gol yang bisa menjadi penentu kemenangan tersebut tidak diakui oleh wasit yang menganggap bahwa bola masih berada diluar garis gawang ketika berhasil diselamatkan oleh Buffon.
Dari berbagai pendapat dan kejadian yang terkait Teknologi Garis Gawang Dalam Sepakbola, bagaimana dengan pendapat Anda?
0 komentar:
Post a Comment
"Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin" :D